Tips Cara menghukum anak memang cukup beragam. Perbedaan perilaku anak hingga pemahaman orang tua dalam mendidik menentukan hukuman yang terjadi. Bagi Anda para orang tua, hukuman yang dimaksud tentu ditujukan demi kebaikan anak, bukan untuk menciptakan trauma berkepanjangan.
Jika dilihat lebih dalam, perilaku anak akan sangat bergantung pada usia, kepribadian, maupun perkembangan fisik dan emosionalnya. Tetapi suatu perilaku bisa dinilai bermasalah ketika dianggap tidak sesuai dengan harapan keluarga, atau jika mengganggu anak itu sendiri.
Kecenderungan Anak
Namun yang mesti Anda ingat, penentuan “normal dan tidaknya” perilaku anak ditentukan oleh faktor sosial, budaya, dan perkembangannya sendiri. Sehingga dengan mengetahui pola perkembangan anak pada usianya masing-masing, Anda diharapkan dapat memutuskan: apakah perilaku tersebut perlu diubah atau masih dalam batas kewajaran.
Anak-anak cenderung berperilaku sesuai penghargaan atau pujian atas sikap mereka. Selain itu, jika tidak ditanggapi atau diabaikan, anak-anak tidak akan mengulangi perilaku tersebut. Sehingga bagi para orang tua, adalah penting untuk konsisten memberikan reaksi atas perilaku anak-anaknya. Jika dalam sebuah kesempatan Anda menganggap perilaku menaiki kursi adalah kewajaran, maka di waktu lain Anda tidak bisa menghukum atau menghentikan perilaku tersebut.
Jadi sebaiknya, para orang tua lebih dulu memutuskan perilaku seperti apa saja yang tidak boleh dilakukan, harus dihentikan, atau dianggap lumrah dilakukan anak pada usianya. Mudahnya, Anda hanya perlu menentukan apakah perilaku tersebut berdampak buruk bagi orang lain atau dirinya sendiri? Bila tidak, maka perilaku tersebut masih dalam batas kewajaran.
Tips Cara menghukum anak Kemudian bila anak dianggap berperilaku buruk dan tidak mengindahkan larangan Anda, hukuman pantas diberikan sebagai bagian dari pendidikan anak. Tetapi jangan berpikir bahwa men-strap anak layaknya siswa sekolah, karena hukuman seperti itu hanya mempermalukan anak di hadapan teman-temannya, tetapi tidak secara langsung mendorong anak melakukan perbaikan perilaku.
Benar bahwa hukuman pada anak berarti “memisahkan” anak dari lingkungannya. Tetapi untuk melakukannya, Anda perlu sebuah tempat yang nyaman dan tidak menakutkan, agar hukuman tersebut tidak menimbulkan trauma pada anak. Padahal, membatasi ruang-geraknya saja sudah menjadi hukuman, jadi Anda tidak perlu menambah hukuman lain dengan alasan mendisiplinkan anak.
Kemudian untuk masa waktu hukuman sendiri hanya boleh berlangsung dalam hitungan menit, atau lebih tepatnya mengikuti usia anak yaitu satu menit untuk setiap usia. Jadi semisal anak Anda berusia tiga tahun, masa hukuman yang pantas baginya tidak boleh lebih dari tiga menit. Hal ini karena menghukum anak dalam waktu panjang hanya akan menimbulkan pertanyaan dan imajinasi lain tentang Anda, sebelum anak memutuskan penilainnya sendiri.
Selanjutnya, Tips Cara menghukum anak jelaskan pada anak bahwa perilaku tadi bukan perilaku yang baik, dan ia tidak boleh mengulangi perilaku itu lagi. Jelaskan pula bahwa ia harus menempuh hukuman tersebut karena sudah lalai mengabaikan larangan Anda, dan tidak boleh melakukan aktivitas lain selama waktu hukuman tersebut.
Bagi Anda sendiri, usahakan menggunakan “tempat hukuman” yang mudah dijangkau dan terpantau oleh Anda. Hal ini agar Anda dapat melihat perkembangan anak selama masa hukuman, dan dapat dengan mudah menghentikan hukuman jika batas waktu berakhir.
Nah, semoga beberapa Tips Cara menghukum anak di atas dapat bermanfaat bagi Anda dan anak Anda.